
www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id., SIDOARJO—Fakultas Teknik (FT) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menyelenggarakan The 1st International Conference on Green Engineering for Sustainable Future (ICoGESF) secara hybrid di Premier Place Juanda, Sidoarjo, pada Sabtu, 5 Juli 2025.
Konferensi ini mengangkat tema “Sustainable Engineering and Innovation for Green Environment” sebagai respons terhadap tantangan global menuju pembangunan berkelanjutan dan masyarakat 5.0.
Dalam sambutannya, Wakil Rektor III Bidang Riset, Inovasi, Pemeringkatan, Publikasi, dan Science Center Unesa, Bambang Sigit Widodo menekankan pentingnya inovasi ramah lingkungan dan kolaborasi lintas disiplin sebagai solusi menghadapi krisis iklim dan tantangan global lainnya.
“Konferensi ini merupakan komitmen bersama dalam mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan melalui inovasi, kolaborasi, dan penerapan teknologi yang bertanggung jawab terhadap lingkungan,” jelasnya.

www.unesa.ac.id
Sementara itu, Ketua Umum Konferensi, Lilik Anifah, menjelaskan dalam menanggapi tuntutan global, ICoGESF 2025 hadir sebagai forum strategis yang mempertemukan pembuat kebijakan, peneliti, dan praktisi di berbagai negara untuk mengeksplorasi solusi inovatif menuju lingkungan yang lebih hijau dan berkelanjutan.
“Konferensi ini menampilkan 50 pemakalah dari 23 negara dengan reviewer dalam negeri maupun luar negeri” terangnya.
Dekan Fakultas Teknik (FT) Unesa, Suparji, menyatakan bahwa konferensi ini merupakan yang pertama diselenggarakan pada tahun 2025.
“Ke depan kami akan menggelar konferensi internasional dengan fokus yang berbeda. Semoga ini menjadi partisipasi FT untuk memperkuat target Unesa dalam peningkatan kinerja riset dan publikasi ilmiah,” ujarnya.

www.unesa.ac.id
Konferensi pertama ini menghadirkan lima keynote speakers dari berbagai negara, yakni: Hwang Wu-Yuin, pakar dari Dong Hwa University, Taiwan yang membahas inovasi berbasis kecerdasan buatan dan pembelajaran berkelanjutan.
Aisyah Endah Palupi, guru besar Universitas Negeri Surabaya, Indonesia dengan materi ruang lingkup kementerian dalam teknik dan inovasi berkelanjutan untuk lingkungan hijau; Zul Zakiyuddin Ahmad Rashid, pakar dari Universiti Sains Malaysia, Malaysia yang memaparkan materi menata ulang kontrak konstruksi dengan perspektif tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDGs.

www.unesa.ac.id
Selanjutnya, Mariusz Stepien, pakar dari Silesian University of Technology, Poland memaparkan seputar teknologi superkonduktor sebagai penggerak utama transisi energi modern; dan Auziur Ripardo de Alexandria, pakar Instituto Federal de Sao Paulo, Brazil dengan materi keberlanjutan dan energi terbarukan.
Setelah pemaparan dari seluruh keynote speakers, konferensi dilanjutkan dengan parallel sessions yang terbagi ke dalam beberapa ruang diskusi. Dalam sesi ini, para pemakalah mempresentasikan hasil penelitiannya yang berkaitan dengan tema besar konferensi.
Sebagai tambahan, konferensi ini memfokuskan pada lima bidang utama, yaitu: Rekayasa Hijau dan Teknologi Berkelanjutan, Infrastruktur Cerdas dan Berkelanjutan, Energi Terbarukan dan Efisiensi Energi, Otomasi dan Manufaktur Cerdas, dan Pemantauan Lingkungan dan Mitigasi Perubahan Iklim.[]
***
Reporter: Mochammad Ja’far Sodiq (FIP)
Editor: @zam*
Foto: Tim Humas Unesa
Share It On: