
www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id. SURABAYA—Tiga kata menjadi prinsip hidup Hardina Maulida Fashiha: manajemen waktu, skala prioritas, dan komitmen. Berkat hal sederhana, namun krusial itu, ia sukses menyelesaikan studi magister di Program Studi S-2 Pendidikan Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Surabaya (Unesa), dengan IPK sempurna 4.0 dan predikat pujian.
Bukan hanya itu, ia dinobatkan sebagai wisudawan terbaik Pascasarjana pada Wisuda ke-114 Unesa, awal Juli 2025. Yang membuat pencapaian ini kian istimewa, Fashiha juga menyelesaikan Pendidikan Profesi Guru (PPG) di waktu yang hampir bersamaan.
Dua program pendidikan berbeda, dijalani secara paralel dalam kurun waktu hanya 1,5 tahun atau tiga semester. Bagi sebagian besar mahasiswa, menyelesaikan satu saja sudah menjadi tantangan besar, tapi Fashiha berhasil menaklukkan keduanya sekaligus.
Hari Penuh Jadwal, Malam Penuh Tugas
“Pagi sampai siang saya kuliah PPG, sore hingga malam baru masuk kelas dan mengerjakan tugas-tugas magister,” ungkap perempuan asal Lamongan itu. Perbedaan karakter tugas menjadi tantangan tersendiri.
PPG menuntut praktik lapangan dan laporan harian, sementara program magister lebih menekankan tugas konseptual, penulisan artikel ilmiah, hingga penyusunan tesis.
Namun, Fashiha tidak ingin menjadikan kesibukan sebagai alasan. Ia menyusun strategi sejak awal dengan menganalisis sendiri potensi benturan jadwal. Untungnya, jarak antara lokasi PPG dan ruang kuliah cukup dekat, memungkinkan dirinya bergerak cepat dari satu tempat ke tempat lain.
“Komunikasi aktif dengan dosen dan kemampuan memilih prioritas menjadi kunci saya menjalani semuanya,” tambahnya.
Salah satu pengalaman yang tak akan ia lupakan adalah ketika ujian tesis dan wawancara PPG hanya berselang 30 menit. Ia menyelesaikan ujian komprehensif tepat pukul 12.00, lalu bergegas mengikuti wawancara PPG yang dijadwalkan pukul 12.30.
“Saya hanya sempat salat, tanpa makan siang. Tapi saya berusaha hadir profesional di keduanya,” kenangnya.
Aktivis Pendidikan Sejak Awal
Kecintaan Fashiha pada dunia pendidikan bukan datang tiba-tiba. Sejak masih berstatus mahasiswa S-1 PGSD Unesa, ia aktif di berbagai kegiatan seperti menjadi pengajar anak marjinal, tutor akademik, hingga relawan pendidikan. Ia juga sempat mengikuti Kampus Mengajar, Pertukaran Mahasiswa di Universitas Sriwijaya, dan menjadi bagian dari Forum Indonesia Muda.
“Semua pengalaman itu memperkuat arah saya. Saya ingin terus berada di dunia pendidikan dasar, karena di sanalah fondasi karakter dan intelektual anak dibentuk,” jelas putri pasangan Zuhdiyanto dan Khoiriyati ini.
Lanjutkan Gairah Riset Sejak S-1
Tak hanya unggul secara akademik, Fashiha juga konsisten dalam bidang riset. Ia memilih melanjutkan tema skripsinya ke jenjang magister melalui tesis berjudul “Desain Intervensi Guru untuk Menumbuhkan Efikasi Diri Matematika Peserta Didik Sekolah Dasar.”
Ia menemukan bahwa efikasi diri siswa berpengaruh kuat terhadap keberhasilan belajar Matematika. Guru, menurutnya, dapat menjadi agen perubahan dengan merancang aktivitas pembelajaran yang merangsang rasa percaya diri siswa. Penelitiannya dibimbing oleh Neni Mariana, dan Mochamad Nursalim (guru besar dan dekan FIP).
Kini, setelah menyandang gelar magister dan menyelesaikan PPG, Fashiha tidak ingin berhenti belajar. Ia yakin, keberhasilan bukan hasil dari keberuntungan semata, melainkan buah dari disiplin dan dedikasi jangka panjang. []
***
Reporter: Muhammad Azhar Adi Mas’ud (FBS)
Editor: @zam*
Foto: Dok Hardina Maulida Fashiha
Share It On: