
www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id. SURABAYA—Guru besar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Titik Taufikurohmah mendapat penghargaan dari World Intellectual Property Organization (WIPO) atau Organisasi Kekayaan Intelektual Dunia (WIPO) atas inovasi dan kontribusinya di bidang kimia analitik spesifikasi material kosmetik.
Penghargaan sebagai inventor itu diterima Prof. Titik—sapaan akrabnya—dari Menteri Hukum, Supratman Andi Agtas dan Direktur Jenderal WIPO, Daren Tang dalam Intellectual Property (IP) Expose Indonesia 2025, di Gedung SMESCO, Jakarta pada Rabu, 13 Agustus 2025.
“Penghargaan tersebut saya terima atas penemuan kapsul serbuk daun kelor berbasis nanogold dan nanosilver yang bermanfaat untuk kesehatan kulit dan tubuh. Penemuan ini merupakan hasil dari serangkaian riset yang dilakukan bertahun-tahun,” ujar Prof. Titik pada Rabu, 20 Agustus 2025.
Guru besar kelahiran Kediri itu menambahkan, sejak 2016 konsisten meneliti dan menghasilkan inovasi di bidang kimia terapan. Ia telah mencatatkan lebih dari 40 paten granted dan sekitar 70–80 paten terdaftar.
Salah satu inovasinya yang paling menonjol adalah nanogold, berbasis teknologi nano dengan bahan emas, yang memiliki manfaat di bidang kosmetik maupun kesehatan.
“Awalnya saya tidak menyangka sudah memiliki 40 paten granted. Ini membuktikan bahwa riset yang saya tekuni membuahkan hasil yang dapat berdampak nyata bagi masyarakat,” ujarnya.

www.unesa.ac.id
Inovasi nanogold karyanya berangkat dari tradisi lokal ‘susuk emas’ yang kemudian diperbarui melalui riset ilmiah. Produk ini terbukti bermanfaat mulai dari memperbaiki tekstur kulit, mencegah penuaan dini, hingga membantu pemulihan pasien stroke dan meningkatkan daya tahan tubuh.
Perjalanan risetnya tidak selalu mudah. Berbagai tantangan seperti dukungan kebijakan dan komersialisasi kadang jadi hambatan. Kendati demikian, ia tetap konsisten menghasilkan inovasi yang dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
“Bagi yang kurang mampu tidak dikenai biaya untuk mengakses produk yang saya hasilkan. Sementara yang mampu bisa ikut berkontribusi. Prinsip saya, karya riset harus benar-benar bermanfaat bagi masyarakat,” tegasnya.
Semangat meneliti itulah yang ia tularkan kepada mahasiswanya. Ia terus mendorong mahasiswa bimbingannya tidak hanya menghasilkan skripsi, tetapi juga paten dan luaran berupa inovasi.
Ia berharap, produk dan inovasi civitas mendapat dukungan lebih dari pemerintah dan pemangku kebijakan, sehingga bisa semakin berdampak luas.
Sebagai tambahan, Prof. Titik mendapat penghargaan bersama Ryan Adriandhy Halim, sutradara film animasi Jumbo produksi Visinema Studios, Javara Indigenous Indonesia, pelopor kewirausahaan pangan lokal yang menembus pasar ekspor di 24 negara, dan Prishana Kamila Ilham, Medinavia Zaldin, dan Naura Qanita Satria, murid SDIT Nurul Fikri Depok.[]
***
Reporter: Mochammad Ja'far Sodiq (FIP)
Editor: @zam*
Foto: Dok Prof. Titik
Share It On: