
(Foto/ilustrasi: Freepik.com)
Unesa.ac.id, SURABAYA—Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia menjadi titik penting untuk merefleksikan arah bangsa menuju Indonesia Emas 2045. Hal itu disampaikan pakar sosiologi Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Agus Machfud Fauzi, yang menilai capaian delapan dekade kemerdekaan sebagai kesempatan untuk menegaskan kembali makna kedaulatan dan kesejahteraan rakyat.
“Indonesia sudah 80 tahun merdeka, ini kesempatan baik untuk menentukan mau dibawa ke mana dan visi apa yang akan dicapai. Kehadiran pemerintah harus menjadi pertanda bahwa negara ini menghadirkan kedaulatan dan kesejahteraan,” ujarnya.
Agus mengakui, dinamika sosial yang terjadi saat ini adalah bagian dari proses menuju kemajuan bangsa. Ia mencontohkan maraknya demonstrasi setahun terakhir, mulai dari isu pemotongan anggaran pendidikan, kenaikan PPN, hingga kontroversi dwifungsi TNI dan pengampunan koruptor.
Menurutnya, dinamika sosial bukan hambatan, melainkan bisa menjadi pemicu perubahan jika disikapi dengan kedewasaan.
“Ketika ada kedewasaan menghadapi konflik, negara akan lulus ujian. Pemerintah sekarang saya nilai lebih dewasa dalam bernegara. Langkah-langkah politik seperti abolisi dan amnesti, meskipun kecil, memberi optimisme bagi bangsa,” tegas Koorprodi S-1 Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) itu.

www.unesa.ac.id
Ia juga menyoroti keresahan publik terkait regulasi yang kerap dilanggar dan kesan Indonesia tertinggal dibanding negara lain. Namun, Agus menilai pemerintah mulai menunjukkan sikap efisien, salah satunya lewat keputusan tidak menggelar upacara HUT RI di Ibu Kota Negara (IKN) demi penghematan anggaran.
“Ini contoh sederhana yang baik dan ke depan kita berharap bisa diteruskan. Efisiensi seperti ini menunjukkan keseriusan pemerintah,” tambah pria kelahiran Ponorogo itu.
Lebih jauh, Agus menekankan pentingnya kesinambungan regulasi dan kedewasaan politik dalam menjaga stabilitas bangsa. Ia mengingatkan agar pemerintah tidak memandang lawan politik sebagai musuh, serta mengelola sumber daya alam secara bijak demi kepentingan rakyat.
“Pemerintah harus paham bahwa sumber daya alam adalah aset utama yang harus dikelola dengan benar. Kedewasaan elit politik juga perlu dihadirkan demi menjaga stabilitas bangsa,” ujarnya.
Selain itu, ia menekankan peran penting akademisi dalam memperkuat kualitas sumber daya manusia. Dunia kampus, menurutnya, harus tetap steril dari kepentingan politik dan berfokus memastikan lulusan perguruan tinggi memiliki daya pikir berkelanjutan sekaligus siap menghadapi dunia kerja.
“Akademisi menyambut usia 80 tahun kemerdekaan dengan sukacita. Kami harus memastikan mahasiswa memiliki modal berpikir yang berkelanjutan, bukan sekali pakai,” pungkasnya.[]
***
Reporter: Puput Saputra (FBS)
Editor: @zam*
Foto: Freepik.com, dan Dok Agus Machfud Fauzi
Share It On: