
www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id. SURABAYA—Perjalanan bangsa Indonesia yang kini menginjak usia ke-80 tahun kemerdekaan tidak pernah lepas dari peran pemuda. Dari Sumpah Pemuda 1928 hingga Proklamasi Kemerdekaan 1945, sejarah mencatat bahwa energi, keberanian, dan gagasan anak muda selalu menjadi penentu arah bangsa.
Semangat itulah yang ditekankan Kepala Subdirektorat Ideologi, Moderasi Beragama, dan Bela Negara (IMBBN) Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Rojil Nugroho Bayu Aji. Ia mengingatkan pesan Bung Karno yang melegenda: “Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.”
Bagi dosen Prodi S-1 Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Unesa itu bahwa kalimat tersebut, bukan sekadar retorika, tetapi penegasan bahwa kekuatan bangsa ini ada pada tangan, pikiran, gerakan generasi mudanya.
“Delapan puluh tahun Indonesia merdeka harus dikuatkan dengan karya, inovasi, dan semangat juang pemuda yang pantang menyerah dalam menghadapi berbagai tantangan,” ujarnya pada Sabtu, 16 Agustus 2025.
Menurutnya, peluang untuk berkontribusi di era digital justru semakin luas. Pemuda dapat menjadi agen perubahan dengan membuat konten edukatif di media sosial, mengampanyekan anti-hoaks, anti-bullying, serta mendorong lingkungan yang ramah dan inklusif.

www.unesa.ac.id
Di sisi lain, bagi mereka yang studi bisa menguatkan kapasitas akademiknya dengan belajar, berprestasi, hingga menghasilkan karya kreatif untuk mendukung pembangunan. Tidak sedikit anak muda yang kini melahirkan startup berbasis teknologi, membuka lapangan kerja, dan membangun solusi nyata bagi masyarakat.
Lebih jauh, Rojil menekankan bahwa setiap anak muda bisa menjadi pahlawan masa kini. “Setiap ide, setiap karya, dan setiap inovasi adalah wujud nyata dari kecintaan kita pada Tanah Air. Mari jadikan momentum kemerdekaan ini sebagai pengingat untuk terus berkontribusi,” tegasnya.
Pesan itu menjadi refleksi bahwa kemerdekaan tidak hanya diwariskan, tetapi juga harus dijaga dan diperjuangkan oleh generasi penerus. Di tangan para pemuda, masa depan Indonesia ditentukan: apakah bangsa ini akan sekadar berjalan di tempat atau berlari menuju kejayaan.
Momentum HUT ke-80 Republik Indonesia pun menjadi ‘panggilan’ bagi seluruh generasi muda Indonesia untuk tidak berhenti bermimpi, tidak lelah berkreasi, dan tidak gentar menghadapi perubahan. Ketika pemuda bersatu dengan semangat kebangsaan, arah bangsa bisa ditentukan, dan dunia pun bisa diguncang.[]
***
Reporter: Fatimah Najmus Shofa (FBS)
Editor: @zam*
Ilustrasi/foto I: Freepik
Foto II : Tim Humas Unesa
Share It On: