
www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id., SURABAYA—Deputi Bidang Koordinasi Pemberdayaan Desa, Desa Tertinggal, dan Desa Tertentu (BKPDDTDT), Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Kemenko PM) Abdul Haris kunjungi Sekolah Rakyat (SR) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) di Lab Anti-Doping, Kampus II Lidah Wetan, pada Jumat, 18 Juli 2025.
Kegiatan bagian dari tindak lanjut instruksi Presiden RI Nomor 8 Tahun 2025 tentang Percepatan Penghapusan Kemiskinan dan Kemiskinan Ekstrem ini diikuti jajaran staf khusus Kemenko PM, sekretaris jenderal Kementerian Sosial, Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur, dan Dinas Sosial Kota Surabaya.
Abdul Haris mengatakan bahwa Sekolah Rakyat Unesa menjadi contoh konkret dari upaya lintas sektor dalam menyediakan pendidikan inklusif bagi anak-anak dari kelompok paling rentan secara ekonomi dan sosial.
Pemerintah, lanjutnya, menargetkan kemiskinan ekstrem yang menyentuh angka sekitar tiga juta jiwa atau angka kemiskinan nasional sebanyak 24 juta jiwa bisa ditekan menjadi 4,5 persen pada akhir 2029.
“Sekolah Rakyat merupakan laboratorium sosial yang strategis. Kolaborasi antara Unesa, Kementerian Sosial, dan pemerintah daerah adalah contoh sinergi yang diharapkan presiden. Ini adalah bentuk konkret kehadiran negara dalam menjawab tantangan ketimpangan pendidikan,” tegasnya.
Sekjen Kemensos, Robben Rico menuturkan, Sekolah Rakyat merupakan wujud nyata dari trilogi yang menjadi arahan langsung Presiden RI. Tiga pilar tersebut mencakup: memuliakan keluarga kurang mampu melalui akses pendidikan, menjangkau anak-anak yang sebelumnya terabaikan oleh sistem, dan membuka peluang mewujudkan mimpi mereka yang semula tampak mustahil.

www.unesa.ac.id
Ia menyebut bahwa program Sekolah Rakyat di Unesa dinilai sangat strategis, karena secara langsung memutus rantai kemiskinan struktural lewat jalur pendidikan. Dukungan fasilitas, tenaga pengajar, serta kolaborasi dengan perguruan tinggi menjadikan sekolah ini sebagai model penguatan pendidikan berbasis sosial.
Membersamai kunjungan tersebut, Rektor Unesa, Nurhasan, menyampaikan bahwa kampus “Rumah Para Juara” berkomitmen untuk memberikan akses pendidikan seluas-luasnya, khususnya kepada kelompok masyarakat yang kurang mampu.
Secara khusus ia menegaskan bahwa pihaknya bersama senat dan Majelis Wali Amanat telah menyepakati pemberian kuota khusus bagi lulusan Sekolah Rakyat Unesa yang ingin melanjutkan studi di Unesa.
“Kami siap memfasilitasi. Jika ada 100 lulusan Sekolah Rakyat yang ingin kuliah di Unesa, silakan. Bahkan kami ingin perguruan tinggi lain juga melakukan hal yang sama. Hal ini kita tempuh agar orang tua tidak lagi ragu menyekolahkan anaknya di Sekolah Rakyat karena ada jaminan keberlanjutan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi,” terang pria yang akrab disapa Cak Hasan itu.

www.unesa.ac.id
Ia juga menambahkan bahwa perguruan tinggi tidak boleh abai terhadap isu pendidikan masyarakat kurang mampu. Dengan kehadiran Sekolah Rakyat, Unesa ingin menunjukkan bahwa pendidikan tinggi tidak hanya menjadi menara gading, tetapi juga berdampak bagi masyarakat dalam arti yang sebenar-benarnya.
Adapun Sekolah Rakyat Unesa dirancang sebagai sistem pendidikan alternatif berbasis karakter dan inklusivitas. Program ini menawarkan pendidikan setara SMA secara gratis, dilengkapi dengan fasilitas asrama, bimbingan belajar, hingga pendampingan pengembangan bakat dan minat.
Target utama penerima manfaat adalah anak-anak dari keluarga tidak mampu, khususnya dari desil ekonomi 2 dan 3 yang berpotensi besar namun sering luput dari perhatian sistem pendidikan arus utama. []
***
Reporter: Puput Saputra (FBS)
Editor: @zam*
Foto: Tim Humas Unesa
Share It On: