
www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id. SURABAYA—Ketertarikan dalam dunia pendidikan dasar dan desain membawa Fatin Naurah, mahasiswa Program Studi S1 PGSD, Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Ia menjadi lulusan terbaik pada gelaran Wisuda ke-114 Unesa, Juli 2025.
Pria kelahiran Gresik ini berhasil meraih IPK 3,98, serta berkontribusi dalam bidang pendidikan dasar melalui inovasi komik digital untuk Matematika siswa Sekolah Dasar (SD).
Lulusan yang akrab disapa Fatin itu menuturkan, menjadi guru awalnya bukan keinginan dan cita-citanya. Namun, berkat dorongan kedua orang tua yang juga berprofesi sebagai guru, membuka jalan baru baginya. “Saya mulai membuka hati dan melihat bahwa guru adalah panggilan mulia,” ujarnya.
Selain itu, ketertarikan mendesain bahan dan media ajar, juga mendorong Fatin menghasilkan karya tugas akhir yang tak biasa. Ia menciptakan EWoMic (E-Worksheet berbasis Komik), sebuah media ajar berbasis digital untuk membantu siswa SD dalam memahami konsep dari materi pecahan.
Ia menggabungkan unsur komik dan worksheet ke dalam bentuk flipbook dan liveworksheet. “Saya memilih topik ini karena ingin menghadirkan media pembelajaran matematika yang menyenangkan dan dekat dengan kehidupan sehari-hari anak,” jelasnya.
Berbekal pengalaman mengajar melalui program Kampus Mengajar (KM) dan Program Surabaya Mengajar (PSM), ia melihat secara langsung bahwa masih banyak siswa sekolah dasar yang mengalami kesulitan memahami konsep dasar matematika.
Pengalaman itu mendorongnya untuk mengembangkan pendekatan pembelajaran yang lebih kreatif, kontekstual, dan sesuai dengan karakteristik peserta didik.
“Saya belajar secara langsung dinamika pembelajaran, karakter siswa yang beragam, dan beradaptasi dengan lingkungan sekolah. Ternyata, menjadi pendidik di SD itu perlu pendekatan dan pembelajaran yang menyenangkan, harus sabar dan luwes,” ungkapnya.

www.unesa.ac.id
Fatin mengaku keberhasilan akademiknya tidak terlepas dari peran keluarga, dosen pembimbing, dan teman-teman seperjuangannya. Ia bersyukur dikelilingi dan didukung penuh dalam setiap langkah. “Tanpa mereka, saya tak akan sampai di titik ini,” ucapnya penuh syukur.
Ia juga membagikan kiatnya bisa meraih predikat wisudawan terbaik. Putri kedua pasangan Abdul Rokhim dan Djuwariyah ini mengaku tidak memiliki strategi belajar yang rumit. Ia hanya selalu membiasakan diri untuk merencanakan kegiatan harian secara rinci. “Setiap tugas mata kuliah, saya catat lengkap dengan deskripsi, tenggat waktu, serta progress pengerjaannya,” terangnya
Menurutnya, nilai ujian memang penting, tetapi proses, keaktifan dan ketuntasan tugas juga memberikan kontribusi besar terhadap pencapaiannya sekarang. Fokus utamanya sederhana yakni cukup lulus tepat waktu, memahami ilmu yang diberikan dosen dengan baik, dan mengembangkan keterampilan mengajar sebagai bekal mengikuti Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) dan mengabdi sebagai guru.
Selama perkuliahan, Fatin dikenal sebagai pribadi yang tekun dan penuh dedikasi. Meskipun tidak aktif dalam organisasi, ia bergabung dalam komunitas jurusan PGSD Development Community (PDC) yang memberikan ruang baginya untuk berbagi pengalaman mengajar dan berdiskusi seputar isu pendidikan.
Selain itu, ia juga kerap mengikuti pelatihan, seminar, dan berbagai kompetisi bidang kepenulisan. Beberapa karyanya bahkan telah dibukukan dalam bentuk antologi nasional, seperti “2024 Aku yang Lebih Bahagia,” “Jembara Asa,” dan “Biarkan Aku Memulai Lembaran Baru.”
Bagi Fatin, semua pengalaman yang telah didapatkan itu, tidak hanya memperkaya portofolio, tetapi juga menjadi sarana untuk mengembangkan kepercayaan diri dan kompetensi. “Saya percaya, setiap ruang belajar, baik formal maupun nonformal adalah tempat terbaik untuk bertumbuh,” ungkapnya. []
***
Reporter: Muhammad Ja’far Sodiq (FIP)
Editor: @zam*
Foto: dok Fatin Naurah
Share It On: