
www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id. SURABAYA—Musik tidak sekedar harmoni nada, melainkan juga menjadi sarana edukasi dan refleksi. Hal itulah yang dibahas dalam pertemuan rutin Dharma Wanita Persatuan (DWP) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) melalui DWP Sub-unit Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) di Rektorat, Kampus II Lidah Wetan, pada Rabu, 16 Juli 2025.
Kegiatan dengan tema ‘Musik untuk Rekreasi Otak dan Fisik’ ini bertujuan untuk mengenalkan manfaat musik dalam stimulasi kinerja otak, khususnya menciptakan keseimbangan antara otak kiri dan kanan.
Kegiatan ini berlangsung dengan pemaparan materi beserta latihan tempo dasar dalam bermusik menggunakan kedua tangan, mulai dari tingkat mudah hingga ke yang lebih kompleks.

www.unesa.ac.id
Endah Purnomowati Nurhasan, Ketua Dharma Wanita (DWP) Unesa menyatakan bahwa acara ini direncanakan menjadi latihan rutin dan mencoba mengkoordinasikan kembali terkait sarana pelaksanaannya.
Selain itu, ia menambahkan bahwa lagu-lagu tradisional atau dolanan juga disarankan untuk diperkenalkan kembali, yang akan diakomodasi dalam kegiatan yang berikutnya.
“Nanti sekalian refreshing sambil menyanyi, diselingkan soal pengenalan lagu-lagu, termasuk lagu-lagu. Saya yakin bahwa Ibu-ibu sudah banyak yang tidak mengenal lagu-lagu dolanan yang sebenarnya nilai filosofinya itu sangat dalam sekali,” ujarnya.

www.unesa.ac.id
Fitriya Syafi'ul Anam, PIC DWP Sub-unit FBS mengatakan bahwa musik tidak hanya sekedar untuk bersenang-senang, tetapi mengenal musik bermanfaat terhadap kinerja otak ataupun metabolisme fisik.
Ia berharap, kegiatan ini dapat mempererat hubungan kekeluargaan antar pengurus dan anggota DWP Unesa. Selain itu, juga untuk terus mendorong produktivitas anggota dalam menguatkan peran untuk Unesa.
Tomy Agung Sugito, narasumber pada kesempatan itu mengajak hadirin untuk latihan tempo bermusik sebagai stimulasi keseimbangan otak kiri dan kanan. Notasi-notasi musik menjadi salah satu aspek penting yang harus dipahami untuk memahami dunia musik lebih jauh.

www.unesa.ac.id
Salah satunya adalah dengan mengenal huruf-huruf. Menurutnya, pembelajaran memahami nota-nota musik lebih mudah dibandingkan belajar huruf abjad.
Selain itu, ia memaparkan bahwa kunci dalam bernyanyi harus memperhatikan beberapa hal. Memilih lagu yang familiar bagi orang banyak merupakan salah satu hal yang menjadi pertimbangan agar penonton lebih mudah merespon.
Adapun demikian, lirik lagu disarankan untuk tidak yang terlalu rumit untuk dinyanyikan. Penyanyi juga harus memastikan sejauh apa pemahamannya terkait lagu yang dibawakan.
***
Reporter: Medina Azzahra (FBS)
Editor: @zam*
Foto: Tim Humas Unesa
Share It On: