
www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id., SIDOARJO—Upaya menciptakan lingkungan yang bersih dan pemberdayaan masyarakat terus digencarkan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) tahun 2025.
Sebanyak 10 mahasiswa berbagai lintas prodi yang ditempatkan di Desa Watutulis, Kecamatan Prambon, Sidoarjo, menggagas dua program utama: pengadaan bak sampah dari media bekas dan pelatihan kerajinan makrame untuk ibu-ibu Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK).
Hadiyatul Muqsit, ketua kelompok KKN-T menjelaskan program bak sampah menjadi salah satu solusi nyata atas persoalan pengelolaan sampah di Watutulis.
Kurangnya kesadaran warga dalam membuang sampah dan banyaknya drum bekas yang tidak dimanfaatkan mendorong mahasiswa menghadirkan delapan titik tempat sampah di tiap sudut RT.
"Kami memilih drum bekas ini karena kualitas dan harganya lebih terjangkau, kami juga didukung penuh oleh pihak desa," jelasnya.
Warsono, Kepala Desa Watutulis, mengungkapkan dibuatnya bak sampah ini menjadikan kesadaran bersama akan pentingnya menjaga lingkungan yang bersih dan asri.
"Dengan dibuatnya bak sampah ini, semoga akan berdampak baik ke depannya, baik di lingkungan maupun masyarakat desa," ujar Warsono mengapresiasi.

www.unesa.ac.id
Selain fokus pada lingkungan, mahasiswa KKNT Unesa juga mengadakan program pemberdayaan ibu-ibu PKK melalui pelatihan kerajinan tangan makrame. Pelatihan menjadi kegiatan positif dan juga berpotensi menjadi peluang usaha yang bernilai ekonomis.
"Pelatihan dilakukan sendiri oleh mahasiswa dengan memperagakan simpul dan teknik dasar makrame. Hasil karya kemudian diserahkan kepada pemerintah desa sebagai bentuk kontribusi nyata dari mahasiswa," ujar ketua tim, mahasiswa prodi Teknik Sipil angkatan 2022 tersebut.
Salah satu peserta pelatihan, Tri Setyo Wulandari, tampak antusias mengikuti program pelatihan ini, meskipun sebelumnya belum mengenal kerajinan makrame.
"Terus terang, saya baru dengar istilah ‘makrame’. Tapi setelah melihat hasilnya, ternyata saya pernah melihat sebelumnya. Cara membuatnya juga tidak sesulit yang saya bayangkan," ungkapnya.
Ia menilai pelatihan ini tidak hanya menambah keterampilan baru, tetapi juga membuka peluang usaha serta dapat dimanfaatkan sebagai hiasan rumah.
Tak hanya mendapat respons positif dari warga dan pemerintah desa, dosen pembimbing lapangan (DPL) mahasiswa, Hendri Prastiyono, juga memberikan apresiasi. Ia menilai program-program yang dirancang berdampak di masyarakat dan memiliki nilai keberlanjutan.
"Saya sangat mendukung penuh program mahasiswa, terutama program keberlanjutan seperti pelatihan makrame, bak sampah, hingga tanaman obat keluarga," pungkas Dosen Prodi Pendidikan IPS Fisipol tersebut. []
***
Reporter: Mochammad Ja'far Sodiq (FIP)
Dokumentasi: Tim KKN-T Unesa
Share It On: