
www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA—Kemunduran kualitas demokrasi Indonesia selama satu dekade terakhir menjadi isu utama yang diangkat tim dosen Program Studi Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol), Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dalam forum akademik bergengsi IPSA World Congress of Political Science 2025 di COEX Exhibition and Conference Center, Seoul, Korea Selatan, pada 12–16 Juli 2025.
Tim Prodi Ilmu Politik Unesa yang terdiri dari Moch. Mubarok Muharam (Koordinator Prodi S-1 Ilmu Politik), Silkania Swarizona, dan Mi’rojul Huda memaparkan paper berjudul “Hijacked Democracy: Indonesia’s Autocratization Under Joko Widodo’s Regime (2014–2024).”
Dalam forum yang dihadiri ribuan ilmuwan politik dari 95 negara dan dibuka langsung oleh Presiden Korea Selatan itu, mereka mengurai dinamika politik Indonesia yang dinilai mengalami regresi demokrasi secara sistematis.
Paper tersebut membahas dinamika dan kondisi Indonesia yang secara formal memegang status negara demokrasi, tetapi berbagai indikator menunjukkan kecenderungan autokratis yang semakin menguat.
Di antaranya adalah pembatasan kebebasan politik, dominasi kekuasaan eksekutif, serta penyusutan ruang publik yang konstruktif.
“Fenomena ini kami sebut sebagai demokrasi yang dibajak—ketika prosedur dan simbol demokrasi tetap berjalan, tetapi praktik kekuasaannya cenderung menekan oposisi dan mengabaikan prinsip check and balances,” terang Moch. Mubarok Muharam.
Silkania Swarizona menuturkan, keterlibatan dalam IPSA 2025 menjadi kesempatan strategis untuk membawa isu politik nasional ke ranah diskusi global, dan membangun jejaring dengan akademisi dan peneliti dunia.
“Forum ini sangat inklusif dan membuka ruang dialog antarnegara tentang bagaimana demokrasi diuji dalam konteks lokal masing-masing. Kami juga mendapatkan perspektif baru tentang resistensi masyarakat terhadap otoritarianisme yang terjadi secara halus maupun terbuka,” ungkapnya.
Partisipasi tim Prodi S-1 Ilmu Politik Unesa dalam kongres dunia ini tidak hanya menegaskan kapasitas keilmuan institusi dalam ranah kajian politik global, tetapi juga memperluas jaringan akademik untuk kerja sama riset dan publikasi ilmiah internasional.
Lebih dari itu, hasil-hasil diskusi dari forum ini akan menjadi bahan refleksi dan pengayaan dalam proses pembelajaran dan pengembangan kurikulum di Prodi Ilmu Politik UNESA, khususnya dalam mematangkan perspektif kritis dan analitis mahasiswa terhadap realitas demokrasi kontemporer. []
***
Sumber data dan dokumentasi: Tim dosen Ikom Unesa
Editor: @zam*
Share It On: