
Mendikdasmen RI, Abdul Mu’ti dan jajarannya mengunjungi booth Peta Jalan Pendidikan Unesa.
Unesa.ac.id., SURABAYA—Tim pakar Universitas Negeri Surabaya (Unesa) terlibat dalam penyusunan peta jalan pendidikan Ibu Kota Nusantara (IKN). Desain pendidikan yang dihasilkan kemudian ditampilkan dalam Pameran Pendidikan di Kantor OIKN pada Jumat, 13 Juni 2025.
Pameran yang berlangsung selama satu hari penuh ini dihadiri sejumlah mitra, tokoh, dan pejabat, termasuk Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Direktur Jenderal BPK Kemendiktisaintek, Direktur Pendidikan PAUD, dan Kepala OIKN serta jajarannya.
Hadir pula Bupati Kutai Kartanegara, perwakilan Kedutaan Besar Australia, hingga para guru, pengawas, dan kepala sekolah wilayah IKN.
Tim pakar Unesa yang terlibat dalam penyusunan peta jalan pendidikan IKN, Martadi menuturkan bahwa Unesa hadir untuk memaparkan desain pendidikan yang akan diterapkan di IKN.
Sementara itu, anggota penyusun lainnya, Harmanto memaparkan bahwa pendidikan IKN berdiri di atas tujuh prinsip dasar dengan menerapkan sistem personalized curriculum.
Maksudnya, kurikulum disesuaikan dengan potensi, bakat, dan minat masing-masing peserta didik.
“Kurikulum ini memungkinkan siswa mendapatkan materi wajib nasional sekaligus materi pilihan yang sesuai dengan passion mereka, entah itu ingin menjadi akabri, arsitek, guru, dan sebagainya. Semuanya kita fasilitasi,” paparnya.
Selain itu, pendidikan IKN akan menerapkan penilaian berbasis portofolio, pembelajaran berkarakter, penguatan growth mindset, serta penerapan sekolah sebagai learning organization.
Sekolah-sekolah di IKN juga diarahkan menjadi green school atau lingkungan belajar yang hijau, aman, dan nyaman serta menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan fisik dan sosial.
Di jenjang PAUD, pembelajaran difokuskan pada keseimbangan perkembangan fisik dan psikologis anak, dengan pendekatan saintifik dan penekanan pada story telling untuk meningkatkan kemampuan komunikasi.
Sementara di jenjang SD, pendekatan holistik tetap digunakan dengan pembelajaran kontekstual berbasis proyek, yang dilengkapi integrasi teknologi digital dan ekstrakurikuler.
Untuk jenjang SMP dan SMA, lanjutnya, budaya literasi semakin diperkuat dengan proyek berbasis saintifik dan pengembangan kelas akselerasi bagi siswa berbakat.
Sedangkan pendidikan vokasi seperti SMK dan politeknik difokuskan pada keterampilan yang sesuai kebutuhan dunia kerja, dengan kurikulum modular dan pendekatan multi-entry-multi-exit yang fleksibel serta berorientasi kewirausahaan.
***
Reporter: Puput Saputra (FBS)
Editor: @zam*
Foto: Tim
Share It On: