
www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id. SURABAYA– Produser film Cah Ayu, berbagi pengalaman tentang proses produksi film horor yang mengangkat nilai tradisi dan cerita mistis lokal. Ia membahas tentang bagaimana film ini bisa tayang di bioskop dan apa yang membuatnya yakin untuk menjalankan proyek ini.
Annisa Purnamasari, produser film tersebut mengaku ingin merasakan pengalaman baru dengan mencoba genre film horor berbalut budaya Jawa sehingga mengangkat kisah Gendis, seorang penari muda, yang terjebak dalam misteri keluarganya dalam film itu.
"Film-film yang aku produksi sebelum Cah Ayu overall bukan bergenre film horor, jadi aku pengen punya pengalaman baru untuk memproduksi film dengan genre horor," ungkap mahasiswa S-1 Desain Komunikasi Visual (DKV) Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), Unesa itu.
Selain itu, ia juga menyebutkan bahwa pasar film Indonesia saat ini sedang kuat-kuatnya genre horor, dan dengan mengemas cerita dengan cara yang berbeda dan lebih relevan secara budaya, film ini bisa menjadi kekuatan khas Indonesia.
Pada wawancara singkat ini, Annisa menyebutkan bahwa tim produksi film dibentuk dari kombinasi tanggung jawab dan kekonsistenan teman-teman kru yang semangat berkarya bersama. "Aku membentuk kelompok dan menyusun formasi tim berdasarkan skill dan minat dari teman-teman," terang Annisa.
Produser perempuan tersebut juga menjelaskan sedikit mengenai pengelolaan pendanaan dan logistik produksi untuk film Cah Ayu ini. Dengan persiapan yang matang, produser film Cah Ayu tersebut membuat budgeting atau production fund berdasarkan kebutuhan produksi yang realistis dan mengajukan sponsorship kepada beberapa pihak.

www.unesa.ac.id
"Alhamdulillah kami dapat sponsor dari Pondolensa sebagai equipment rental dan Langgang Hapsari sebagai wardrobe," ungkapnya.
Keberhasilan penayangan film tersebut tentu saja lahir dari tantangan selama proses produksi hingga film layak ditonton oleh khalayak umum. Annisa mengaku tantangan terbesar selama produksi berlangsung adalah mengatur waktu dan menjaga mood tim selama proses produksi.
"Aku belajar buat lebih fleksibel dan bikin jadwal yang bisa lebih fleksibel," kata produser. Film ini juga mengikuti beberapa festival film, termasuk Ciputra Film Festival, dan berhasil masuk program The Chosen Screen.
Sejauh ini, kampus dan komunitas turut hadir sebagai support system bagi tim produksi film Cah Ayu tersebut. Annisa mengaku dengan kehadiran dan arahan dari dosen hingga komunitas film indie sangat membantu selama proses produksi. "Mereka bener-bener support banget dan membantu kami dalam proses produksi," ungkapnya.
Produser film Cah Ayu berharap bahwa film ini bisa menjadi pembuka jalan bagi karya mahasiswa lainnya dan percaya diri untuk menunjukan karya mereka ke halaya yang lebih luas.
"Semoga kedepannya mahasiswa itu makin punya keberanian untuk eksplor dunia perfilman dan ada lebih banyak support dari kampus untuk akses alat, dana, dan juga distribusi," kata produser. ][
***
Reporter: Dewanda Puspita (FBS)
Editor: @zam*
Foto: dok. Annisa Purnamasari
Share It On: