
www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id., SURABAYA—Universitas Negeri Surabaya (Unesa) melalui Laboratorium Seni Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) bekerja sama dengan Teater Djarum menggelar pementasan teater musikal bertajuk Para Petarung di Graha Sawunggaling Unesa Kampus II Lidah Wetan, Sabtu (19/7/2025).
Pertunjukan ini menjadi panggung perdana dalam rangkaian roadshow Teater Djarum tahun 2025 yang mengusung semangat pelestarian budaya melalui seni pertunjukan.
Direktur Kemahasiswaan dan Alumni Unesa, Muhammad Sholeh dalam sambutannya menyampaikan bahwa kolaborasi ini merupakan bentuk kolaborasi antar-institusi dalam membangun karakter mahasiswa melalui seni.
“Selamat datang di kampus Unesa yang salah satu keunggulannya yaitu bidang seni-budaya. Semoga kolaborasi ini terus mendorong inovasi yang berdampak melalui seni-budaya. Kegiatan ini sarat akan nilai karakter dan semangat perjuangan yang bisa dipetik,” ujarnya.
Dekan FBS Unesa, Syafi’ul Anam menyambut baik penyelenggaraan kegiatan ini dan mendorong pemanfaatan fasilitas dan sumber daya yang ada untuk mendukung kegiatan kebudayaan yang kolaboratif. “Agenda ini bagian dari proses pembelajaran dan penguatan jejaring kesenian,” tuturnya.

www.unesa.ac.id
Ketua Laboratorium Seni FBS Unesa, Arif Hidayat menekankan bahwa kegiatan ini tidak hanya menampilkan karya seni, tetapi juga menciptakan ruang pertemuan antar seniman dari berbagai daerah.
“Kegiatan seperti ini menjadi ruang silaturahmi dan pertukaran gagasan baru. Tidak hanya soal kesenian, tetapi juga tentang arah dan tujuan bersama mengembangkan seni budaya bangsa,” tambahnya.
Ketua Teater Djarum, Andreas Teguh Prayoga menjelaskan bahwa sebagian besar pemain Teater Djarum adalah karyawan yang tergabung dalam komunitas seni di bawah binaan Djarum Foundation, melalui program Bakti Budaya.
“Kami membawa semangat keluar dari zona nyaman. Teater ini bukan sekadar hiburan, tetapi bentuk perlawanan terhadap kenyataan hidup yang sulit. Setiap manusia harus berjuang, dan bertarung,” ucapnya.
Lakon Para Petarung ditulis dan disutradarai oleh Asa Jatmiko, dan mengangkat kisah perjuangan kaum kecil yang bertahan di tengah ketidakadilan sosial. Dengan gaya teater musikal, pertunjukan ini menyampaikan pesan kemanusiaan dan keteguhan hati. []
***
Reporter: Zakariya Putra Soekarno (Fisipol)
Editor: @zam*
Foto: Tim Humas Unesa
Share It On: