
www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id., SURABAYA—Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menyelenggarakan The 2nd International Conference of Interdisciplinary Research and Studies in Mathematics (Inciresma) 2025 secara daring pada Sabtu, 19 Juli 2025.
Konferensi yang kedua ini mengusung tema "Fostering Multidisciplinary Research and Technology Integration in Mathematics for Sustainable Future."
Mewakili rektor Unesa, Direktur Pascasarjana Bambang Yulianto menuturkan, tema ini sangat relevan dengan kebutuhan untuk mengatasi berbagai tantangan melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan penguatan inovasi serta penelitian unggul.
“Saya berharap diskusi dan presentasi ini akan memicu ide-ide baru, kolaborasi, dan inovasi berkelanjutan bidang matematika dan penerapannya,” ucap guru besar Unesa itu.
Ika Kurniasari, Ketua InCIReSMa 2025 mengatakan bahwa konferensi ini melibatkan 15 bidang yang meliputi; pure mathematics, applied mathematics, applied statistics, statistical computation and simulation, actuarial science, mathematics physics, mathematics biology, dan lainnya.
“Konferensi ini sebagai wadah sharing penelitian, dan arah pengembangan inovasi yang berdampak. Penelitian ini dapat menyediakan jalur penguatan pendidikan, transformasi pendidikan, dan pembangunan berkelanjutan,” ujarnya.
InCIReSMa 2025 menghadirkan sejumlah pakar sejumlah bidang. Pertama, Hyunyi Jung, Associate Professor dari Texas A&M University, Amerika Serikat. Kedua, Jein-Shan Chen dari Department of Mathematics, National Taiwan Normal University.
Ketiga, Anton Abdulbasah Kamil dari Istanbul Gelişim University. Keempat, Tatag Yuli Eko Siswono, guru besar Unesa. Kelima, Tommy Tanu Wijaya dari Beijing Normal University, Tiongkok.

www.unesa.ac.id
Hyunyi Jung pada kesempatan itu menyodorkan materi tentang menciptakan lingkungan belajar inklusif untuk siswa dan guru dengan desain implementasi dan analisis kurikulum pemodelan matematika dan pendekatan pedagogi yang memanusiakan.
Pemodelan matematika yang dipimpin oleh pemuda dan keterlibatan komunitas itu difokuskan untuk memecahkan masalah di kehidupan nyata terutama pada isu-isu global.
“Saya merasa skill modeling sangat penting dalam pendidikan matematika, jika anda mempelajari matematika, tetapi tidak tahu bagaimana menerapkannya di kehidupan, kita mungkin tidak melihat titik pembelajaran matematika,” ucapnya.
Sementara itu, Tatag Yuli Siswono memaparkan penelitiannya mengenai prinsip pembelajaran matematika sosio-ekologi berbasis AI. Pendekatan ini bertujuan untuk membuat matematika lebih relevan bagi siswa dengan menghubungkannya pada isu-isu nyata di sekitar mereka, seperti keberlanjutan lingkungan, masalah sosial, dan kondisi ekologi.
“Ketika kita mengajar mahasiswa di dalam kelas, terkadang kita bisa menggunakan sosio-ekologi matematika sebagai konteks untuk merancang rencana pelajaran untuk kemudian diimplementasikan di dalam kelas”, jelasnya.
Di sisi lain, Jein Shan Chen menyampaikan penelitiannya yang berjudul novel konstruksi untuk kerucut cembung tertutup melalui ketidaksetaraan dan dukungan fungsi.
Penelitian ini berfokus pada matematika dasar di balik "kerucut" yang digunakan dalam masalah optimasi, dengan menawarkan cara-cara inovatif untuk mendefinisikan dan memahami kerucut tersebut, yang pada akhirnya dapat membantu mengembangkan metode optimasi yang lebih baik. []
***
Reporter: Ajwa Elizia Alwi (FBS)
Editor: @zam*
Foto: Tim Humas Unesa
Share It On: