
www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id., SURABAYA—Kreativitas merupakan salah satu kemampuan yang diperlukan abad digital ini. Karena itulah, pembelajaran di sekolah harus diorientasikan untuk menumbuhkan daya kreasi anak sejak usia dini.
Dalam mengembangkan dan meningkatkan kreativitas anak, diperlukan metode, model, dan desain pembelajaran yang tepat, salah satunya yaitu desain pembelajaran diferensiasi berbasis STEAMS.
Model pembelajaran itulah yang diteliti dan dipaparkan hasilnya oleh Nur Aini Ochtafiya dalam sidang tesis program magister atau Prodi S-2 Pendidikan Dasar, Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), Universitas Negeri Surabaya (Unesa), pekan kedua Juni lalu.
Dalam sidang penentuan itu, ia memaparkan tesisnya berjudul STEAMS Differentiated Learning Design Based on Design Thinking to Enhance Student’s Creativity in Primary School” di hadapan dewan penguji.
Penguji terdiri dari ketua, Neni Mariana, ahli pendidikan matematika; Nadi Suprapto, guru besar dan ahli pendidikan sains; Ganes Gunansyah, ahli pendidikan IPS; Suryanti, guru besar dan ahli pendidikan sains; dan Ari Metalin Ika Puspita, ahli Pendidikan Dasar.

www.unesa.ac.id
Dalam pemaparannya, ia menyampaikan bahwa rancangan pembelajaran tersebut dimaksudkan untuk menumbuhkambengkan daya kreatif siswa dengan memanfaatkan sumber belajar yang ada. Selain itu, juga dikembangkan dengan menggabungkan profil pelajar pancasila, kurikulum merdeka dan kurikulum Cambridge.
Menurutnya, pembelajaran berdiferensiasi memungkinkan pemenuhan kebutuhan belajar yang beragam, dan pendekatan STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, Mathematics) menciptakan konteks belajar yang lebih menyeluruh dan relevan. Dalam pembelajaran siswa mendapatkan workbook untuk memantau dan membantu dalam belajar.
Berbagai produk hasil kreativitas siswa dipresentasikan peserta ujian tersebut, ia menyebutkan semua produk adalah hasil dari interpretasi masalah yang ada di lingkungan sekitar siswa.
Dalam paparannya itu, Nur Aini juga memperagakan bagaimana mengimplementasikan desain pembelajaran tersebut dengan melibatkan dua siswa SD yang hadir dalam sidang tesis tersebut.
Kedua siswa yang hadir menjelaskan inovasi yang mereka buat seperti Maryam yang membuat krayon yang tidak akan mengotori tangan saat dipakai; dan Sofia yang membuat game untuk membantu belajar.
“Saya harap apa yang sudah saya kerjakan dapat disimulasikan kepada teman - teman pendidik lain yang disesuaikan dengan kebutuhan atau kriteria sekolah masing - masing untuk meningkatkan berbagai aspek keterampilan abad 21,” ucap Nur Aini. []
***
Reporter: Nisrina Hikaru Putri Roshad (FIP)
Editor: @zam*
Foto: Tim Humas Unesa
Share It On: