
www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA—Rektor Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang juga Ketua Forum Rektor Indonesia (FRI) Nurhasan, mendorong penguatan kolaborasi antara perguruan tinggi dengan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dan instansi terkait lainnya dalam Forum Rektor Kolaborasi Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Regional Jawa pada Senin, 28 Juli 2025 di Hotel Shangri-La, Jakarta.
Pria yang akrab disapa Cak Hasan itu menyampaikan bahwa forum ini menjadi wadah strategis dalam menjawab tantangan lingkungan yang semakin kompleks dan multidimensi. Menurutnya, perguruan tinggi memiliki posisi penting sebagai pusat pengembangan sains dan teknologi yang berperan langsung dalam menciptakan solusi terapan, mulai dari pengolahan limbah, mitigasi bencana, hingga pengembangan energi terbarukan.
“Forum ini bukan hanya ruang diskusi, tetapi ruang kolaborasi dan menggalakkan aksi bersama. Perguruan tinggi harus menjadi motor perubahan, menjembatani riset dan kebijakan untuk keberlanjutan lingkungan,” ujarnya.
Ia menambahkan, sinergi antara akademisi, pemerintah, dan sektor industri perlu diperkuat dalam kerangka kolaborasi pentahelix. Sinergi ini akan mendorong penerapan ekonomi sirkular serta misi pembangunan berkelanjutan di berbagai daerah.
“Kita ingin Indonesia menjadi pelopor pembangunan hijau. Visi Indonesia Emas 2045 tidak akan tercapai tanpa keberlanjutan lingkungan yang kuat,” tegas guru besar Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan (FIKK) itu.
Agenda Strategis
Dalam forum tersebut, dibahas pula 10 agenda strategis kolaborasi pentahelix yang melibatkan kampus dalam penyusunan kebijakan dan aksi nyata lingkungan. Pertama, membentuk konsorsium kampus untuk menyusun dan mengevaluasi RPPLH berbasis daya dukung wilayah.

www.unesa.ac.id
Kedua, mengembangkan pusat kajian daya dukung dan daya tampung ekologis, terutama di wilayah krisis air seperti Jabodetabek dan Jawa Timur utara. Ketiga, memimpin riset aksi untuk revitalisasi DAS prioritas seperti Brantas dan Ciliwung melalui pendekatan komunitas.
Keempat, mengembangkan dashboard lingkungan terintegrasi guna mendukung pengambilan keputusan berbasis data real-time. Kelima, memperkuat integrasi KLHS dalam dokumen perencanaan daerah dengan dukungan kajian akademik.
Kemudian yang keenam, mendorong inkubasi inovasi teknologi persampahan dan ekonomi sirkular melalui kolaborasi kampus-komunitas-UMKM. Ketujuh, membentuk forum audit lingkungan independen untuk evaluasi rutin proyek berdampak tinggi. Kedelapan, menyelenggarakan pelatihan teknis bagi aparatur daerah terkait pengawasan dan analisis lingkungan.
Lalu kesembilan, menjadikan kampus sebagai model kawasan hijau melalui sistem manajemen lingkungan internal. Kesepuluh, membangun simpul informasi dan media edukasi berbasis riset untuk meningkatkan literasi lingkungan masyarakat.
“Perguruan tinggi tak boleh hanya menjadi menara gading. Ia harus hadir di tengah persoalan, menjadi solusi berbasis ilmu dan kolaborasi,” pungkas Nurhasan.
Melalui forum ini, Cak Hasan berharap agar perguruan tinggi di seluruh Indonesia mampu menggerakkan transformasi lingkungan yang menyeluruh, tidak hanya dalam tataran teori, tetapi hingga implementasi konkret yang berdampak bagi masyarakat dan generasi masa depan.[]
***
Reporter: Puput Saputra (FBS)
Editor: @zam*
Foto: Tim Humas Unesa
Share It On: