
www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id., SURABAYA—Universitas Negeri Surabaya (Unesa) melalui Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) menggelar pelatihan manajemen stres bagi guru-guru sekolah inklusi dan masyarakat diaspora Indonesia di Diocesan Pastoral Care for Migrants, Central Hong Kong, pada Jumat, 14 Juni 2025 lalu.
Kegiatan bertajuk “Pelatihan Manajemen Stres melalui Aplikasi In-Mhare kepada Guru-Guru Sekolah Inklusi di Hongkong” ini diselenggarakan secara daring dan dipimpin guru besar manajemen pendidikan khusus Unesa, Sujarwanto.
Pria yang juga dosen Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Unesa itu menyampaikan bahwa pelatihan ini menghadirkan pendekatan inovatif dalam menjaga kesehatan mental melalui pemanfaatan aplikasi In-Mhare.
Aplikasi In-Mhare diperkenalkan sebagai alat bantu digital yang dirancang untuk mendukung manajemen stres secara mandiri. Aplikasi ini mengintegrasikan fitur self-report, self-healing, dan evaluasi kemajuan psikologis.
Melalui aplikasi tersebut, pengguna dapat melakukan refleksi emosional harian, latihan relaksasi, serta pemantauan kesejahteraan mental secara berkala.
“Guru dan masyarakat memiliki peran penting dalam membentuk lingkungan belajar yang sehat dan tangguh. Oleh karena itu, menjaga kesehatan mental adalah kebutuhan yang tak terelakkan, apalagi di tengah dinamika kehidupan diaspora,” ujarnya.
Selama pelatihan, peserta juga diajak mempraktikkan langsung penggunaan In-Mhare dan mempelajari strategi dasar dalam mengelola stres, seperti teknik pernapasan sadar, relaksasi otot, serta pendekatan reflektif dalam mengidentifikasi pemicu stres.
Kegiatan ini diikuti oleh puluhan peserta yang terdiri atas guru-guru sekolah inklusi, mahasiswa, serta masyarakat umum diaspora Indonesia yang berdomisili di Hongkong.
Selain itu kegiatan ini terselenggara berkat kerjasama antara Tim PKM Unesa dengan Indonesian Diaspora Network (IDN) Global di Hong Kong dan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Hong Kong.
“Inisiatif ini merupakan implementasi dari nota kesepahaman (MoU) antara Unesa dan mitra luar negeri yang telah disepakati,” terangnya.
Pria kelahiran Sragen, Jawa Tengah itu mengungkapkan bahwa banyak dari para peserta yang mengaku jika pelatihan ini memberikan wawasan baru serta sarana praktis yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai bentuk keberlanjutan, Unesa merencanakan pelatihan serupa secara berkala setiap bulan. Program ini akan dikembangkan dengan cakupan wilayah yang lebih luas dan materi yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat diaspora di berbagai negara.
Adapun anggota PKM yang terlibat dalam kegiatan ini adalah Wulan Patria Saroinsong, Ricky Setiawan dan Nanda Audia Vrisaba.[]
***
Reporter: Puput Saputra (FBS)
Editor: @zam*
Foto: Tim Humas Unesa
Share It On: