Unesa.ac.id. SURABAYA—Masih kurangnya jumlah dokter gigi di Indonesia menjadi perhatian Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Untuk itulah, kampus ‘Rumah Para Juara’ berkomitmen melahirkan dokter gigi yang berkompeten melalui Prodi S-1 Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran (FK).
Prodi tersebut membuka pendaftaran jalur mandiri (SPMB) skema Non-Tes UTBK mulai 29 Juli sampai 6 Agustus 2025. Seleksi menggunakan nilai UTBK (Ujian Tulis Berbasis Komputer).
Dekan FK Unesa, dr. Endang Sri Wahjuni mengatakan bahwa Prodi S-1 Kedokteran Gigi Unesa menghasilkan lulusan berupa dokter gigi yang berkompeten di bidangnya. Selain itu, lulusan Kedokteran Gigi Unesa memiliki kompetensi tambahan di bidang sport dentistry.
“Bidang sport dentistry merupakan ciri khas Kedokteran Gigi Unesa, dan ini yang pertama di Indonesia. Sport dentistry ini berfokus pada upaya preventif dan promotif penyakit gigi dan mulut di dunia olahraga,” ucapnya sebagaimana dilansir di YouTube Official Unesa, Senin, 28 Juli 2025.
Rancangan kurikulum Kedokteran Gigi Unesa berbasis OBE atau outcome based education yang memungkinkan mahasiswa mendapatkan bekal secara teori dan praktek sekaligus, sehingga profil lulusan yaitu menjadi dokter gigi yang berkompeten.
Praktek dilaksanakan dalam dua skema yaitu skema laboratorium dan simulasi menggunakan dental simulator sebanyak 25 unit yang sudah disiapkan.
“Mahasiswa juga melalui tahapan early clinical exposure (ECE) sebelum mahasiswa ke jenjang profesi. Sejak semester awal juga mulai terlibat program pengabdian dan penelitian bidang kedokteran gigi,” tambah dekan FK.
Wakil Dekan 1 FK Unesa, dr. Febrita Ardianingsih menambahkan, praktek mahasiswa dilakukan baik di awal kuliah maupun untuk profesi atau co-assistant (coas) di sejumlah rumah sakit mitra Unesa di antaranya Rumah Sakit Haji, dan RSUD Ibnu Sina Gresik; serta puskesmas di Kota Surabaya dan Sidoarjo.
Kedokteran Gigi Unesa menyediakan bundling program sarjana dan profesi. Setelah menempuh pendidikan sarjana, mahasiswa otomatis atau bisa langsung melanjutkan sekolah atau pendidikan profesi sehingga nantinya dapat lulus menjadi dokter gigi.
“Berbagai fasilitas sudah disiapkan, termasuk sejumlah laboratorium radiologi gigi dan biomedik, 25 unit dental simulator, ITMKG untuk pembuatan cetak gigi, dan lain-lain,” bebernya.[]
***
Reporter: Diva Novana Widia Putri
Editor: @zam*
Foto: Tim Humas Unesa
Share It On: