
www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id. SURABAYA—Pusat Bahasa Mandarin atau Confucius Institute Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menggelar Dragon Boat Festival 2025 di halaman Gedung T1, Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Unesa Kampus 2 Lidah Wetan, pada 4 Juni 2025.
Dragon Boat Festival (Peh Cun) atau Festival Duanwu (端午节), merupakan salah satu perayaan tradisional krusial dalam budaya Tiongkok atau Tionghoa yang diperingati setiap tanggal lima bulan kelima kalender lunar.
“Festival ini diperingati sebagai bentuk penghormatan terhadap Qu Yuan (屈原), seorang penyair dan negarawan pada masa Dinasti Zhou yang menerjunkan diri ke Sungai Miluo (汨罗江) setelah menyaksikan kehancuran tanah airnya,” ucap Yang Yuan, Direktur CI Tiongkok dalam sambutannya.
Direktur CI Unesa, Beni Setiawan bahwa kegiatan ini diwarnai dengan penampilan seni dan booth budaya. Penampilan tari tradisional yang dibawakan mahasiswa Prodi S-1 Pendidikan Bahasa Mandarin mengawali rangkaian acara inti, disusul aksi wushu yang energik dari Cheng Ho.

www.unesa.ac.id
Kemudian, Rexa dari Prodi Mandarin Unesa kembali memukau dengan tariannya, disusul oleh penampilan wushu dari Labschool. Bakat menyanyi dari Prodi Mandarin ditampilkan oleh Nicco, lalu ada penampilan wushu dari Xin Zhong School.
Universitas Widya Kartika (UWIKA) juga turut memeriahkan dengan tariannya, diikuti oleh penampilan menyanyi dari Xin Zhong School.
Festival ini ditutup dengan kuis pengetahuan tentang Dragon Boat Festival, dan diakhiri dengan penampilan menyanyi dari Karmelia & Stevani dari Prodi Mandarin.
Terdapat 5 booth budaya yang bisa dieksplorasi dan 3 booth tenant mitra (Labschool, Cheng Ho, dan UWIKA) pada kegiatan ini, di antaranya adalah dapat mencoba langsung membuat zongzi (bakcang), merangkai gelang lima warna sebagai simbol perlindungan dari roh jahat, serta meracik kantong aromaterapi tradisional atau xiangnang yang biasa dikenakan pada musim panas.

www.unesa.ac.id
Tak ketinggalan, permainan tradisional touhou (melempar anak panah atau tongkat ke dalam pot atau tabung dengan mulut yang sempit), dan seni menghias kipas dengan teknik water marbling.
Maspiyah, Kepala Lembaga Pendidikan dan Sertifikasi Profesi (LPSP) Unesa mewakili pimpinan Unesa berharap melalui Festival Dragon Boat ini, mahasiswa dan siswa tidak hanya melihat budaya sebagai sesuatu yang eksotis dan visual, tetapi mampu memaknainya secara lebih dalam sebagai wujud nilai, sejarah, dan semangat kemanusiaan yang relevan dalam kehidupan modern.
Ia menekankan pentingnya penghayatan lintas budaya. “Bukan hanya soal bakcang dan perahu naga, tetapi tentang bagaimana kita menghargai keragaman dan menjadikannya kekuatan dalam berpikir, berempati, dan bertindak sebagai warga global yang bertanggung jawab,” ucapnya. []
***
Reporter: Tarisa Adistia (FBS)
Editor: @zam*
Foto: Tim Humas Unesa
Share It On: