
www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id. SURABAYA—Dalam rangka menyambut peserta didik baru tahun ajaran 2025/2026, SMA Labschool Unesa 1 Surabaya menyelenggarakan kegiatan pendampingan parenting bagi para orang tua dan wali siswa di Auditorium Utama Rektorat Unesa, Kampus II Lidah Wetan, Jumat, 25 Juli 2025.
Kegiatan ini menjadi bagian dari komitmen SMA Labschool Unesa dalam mewujudkan ekosistem pendidikan yang melibatkan kolaborasi erat antara sekolah dan keluarga.
Dengan visi mencetak generasi tangguh, adaptif, inovatif, berwawasan global, serta berakar kuat pada budaya nasional, keterlibatan orang tua dipandang sebagai fondasi penting dalam membentuk karakter peserta didik secara utuh.
Kepala Badan Pengelola Labschool Unesa, Prof. Sujarwanto, menegaskan pentingnya penyamaan persepsi antara sekolah dan orang tua dalam menjalankan proses pendidikan.
"Arah pendidikan dan pembelajaran yang diimplementasikan di sekolah harus sama-sama dipahami orang tua. Dengan begitu, akan terjalin simpul tanggung jawab bersama yang kokoh terhadap tumbuh kembang anak,” ungkap guru besar manajemen pendidikan khusus tersebut.

www.unesa.ac.id
Ia menambahkan bahwa Labschool menempatkan pendidikan karakter sebagai prioritas utama. “Siswa tidak hanya dituntut unggul secara akademik, tetapi juga diharapkan memiliki integritas dan kekuatan karakter untuk menjadi kontributor aktif di masyarakat, baik dalam skala nasional maupun global,” jelasnya.
Untuk mendukung pencapaian visi tersebut, berbagai program unggulan disiapkan. Pada kesempatan itu, Wakil Kepala SMA Labschool Unesa, Ricky Setiawan, memaparkan delapan program strategis yang menjadi andalan sekolah, di antaranya Pre-University Class, Sekolah Lima Bahasa.
Berikutnya yaitu, Spring Camp di China, Sister School di Australia dan Thailand, Sea Teacher, partisipasi dalam kompetisi nasional dan internasional, pengembangan kewirausahaan melalui program CEBICOMM, serta mata pelajaran kontekstual khusus KLAS/CLAS.

www.unesa.ac.id
Kegiatan parenting ini juga menghadirkan narasumber dari kalangan akademisi dan praktisi pendidikan karakter, yakni Iman Pasu Purba, dosen sekaligus anggota Satuan Tugas PPKS Unesa.
Dalam paparannya, ia menyoroti tantangan besar yang dihadapi generasi muda di era digital. Paparan konten hedonistik dan penyimpangan nilai kini begitu mudah diakses, menjadikan masa remaja sebagai periode kritis yang memerlukan pendampingan intensif.
“Lingkungan keluarga dan sekolah menjadi dua benteng utama dalam membentuk anak yang kuat, empatik, dan bebas dari kekerasan. Maka dibutuhkan komunikasi yang terbuka dan pola asuh digital yang bijak untuk menjaga keseimbangan penggunaan teknologi oleh anak,” tegasnya.
Iman juga menekankan pentingnya pola asuh yang tidak menghakimi, tetapi mendorong kedekatan emosional antara orang tua dan anak, sebagai kunci membangun relasi yang sehat dalam menghadapi berbagai dinamika zaman. []
***
Reporter: Medina Azzahra (FBS)
Editor: @zam*
Foto: Tim Humas Unesa
Share It On: