
www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id., SURABAYA— Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) kembali menyelenggarakan International Conference on Research and Academic Community Services (ICRACOS) secara daring, pada Sabtu, 26 Juli 2025.
ICRACOS ke-tujuh ini mengangkat tema “Enhancing Food Security, Innovation, and Education for Sustainable Development and Global Well-Being” yang membahas isu strategis ketahanan pangan, pengembangan inovasi, dan peran pendidikan dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDGs.
Kegiatan ini dibuka Rektor Unesa, Nurhasan atau Cak Hasan. Ia menegaskan bahwa kegiatan ini mencerminkan komitmen Unesa dalam memperkuat peran pendidikan tinggi melalui penelitian dan inovasi yang berdampak luas.
“Konferensi ini mempertemukan para ilmuwan, akademisi, sarjana, hingga praktisi untuk berbagi pengalaman global. Semoga ICRACOS dapat memberikan kontribusi lebih, dalam dunia pendidikan bagi kemajuan bangsa di masa mendatang,” ujarnya.
Ketua Pelaksana, Sri Abidah Suryaningsih menjelaskan bahwa tema ICRACOS tahun ini selaras dengan visi pemerintah dalam mendukung ketahanan nasional melalui kemandirian pangan.

www.unesa.ac.id
“Hasil dari konferensi ini diharapkan dapat menghasilkan pemikiran dan riset yang dapat diimplementasikan langsung di dunia nyata. Kegiatan ini tidak hanya menjadi forum berbagi ilmu, tetapi juga penguat kolaborasi erat antara akademisi, praktisi, dan pemangku kepentingan,” jelasnya.
Kegiatan ini menghadirkan sejumlah pemateri utama dari dalam dan luar negeri. Salah satunya, Isnawati, Wakil Dekan 1 Fakultas Ketahanan Pangan (FKP) Unesa, yang memaparkan materi berjudul “Research Trend of Food Fermented in Indonesia as Single Cell Protein Sources during Two Decades Based on Bibliometric Analysis.”
Dalam presentasinya, ia menyampaikan bahwa makanan fermentasi lokal seperti tempe memiliki potensi besar sebagai sumber single cell protein atau SCP yang mendukung ketahanan pangan nasional.
Lebih lanjut, berbagai substrat lokal dan strain mikroba seperti rhizopus, lactobacillus, dan bacillusmenunjukkan prospek signifikan dalam pengembangan SCP. Namun, ia juga mengingatkan pentingnya pengawasan keamanan pangan dan keragaman mikroba melalui teknologi pemantauan modern.

www.unesa.ac.id
“Perlunya integrasi SCP ke dalam kerangka strategis nasional dan dukungan pengembangan melalui pendanaan serta regulasi yang mendukung. Langkah ini penting untuk memperkuat ketahanan nasional dan mendorong inovasi pangan lokal,” terangnya.
Pemateri lainnya, Kim Soo-il dari Busan University of Foreign Studies, Korea Selatan, yang menyampaikan materi tentang strategi eksplorasi pasar Korea bagi produk halal asal Indonesia.
Sementara itu, Anwar Allah Pitchay dari Universiti Sains Malaysia membahas inovasi instrumen wakaf dan dampaknya terhadap keberlanjutan sistem pendidikan secara global.
Pada sesi terakhir, Adi Lukas Kurniawan dari Center for Development Research, University of Bonn, Jerman, memaparkan tentang planetary health diet sebagai solusi berkelanjutan untuk ketahanan pangan sekaligus mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
Setelah pemaparan materi, acara dilanjut dengan parallel session yang terbagi ke dalam beberapa ruang zoom diskusi. []
***
Reporter: Mochammad Ja’far Sodiq (FIP)
Editor: @zam*
Foto: Tim Humas Unesa
Share It On: