
Wardiman Djojonegoro, Mendikbud 1993-1998 Kabinet Pembangunan menjelaskan spirit perjuangan Kartini yang ditulisnya dalam Buku Trilogi Kartini di Unesa.
Unesa.ac.id., SURABAYA—Pusat Literasi, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) gelar Diskusi dan Bedah Buku Trilogi Kartini bersama penulisnya langsung, Wardiman Djojonegoro pada Selasa, 20 Mei 2025.
Bedah buku yang berlangsung di Ruang LPPM, Rektorat, Unesa Kampus 2 Lidah Wetan itu dibahas Sjafiatul Mardiyah, selaku Kepala Pusat Gender dan Anak LPPM bersama Nasution, guru besar dan dosen Unesa. Kegiatan ini dirangkaikan dengan pelatihan menulis puisi Kartini sebagai bagian dari output kegiatan.
Mewakili Rektor Unesa, Bambang Yulianto, Direktur Sekolah Pascasarjana Unesa menyampaikan bahwa kegiatan ini penting bagi civitas dan masyarakat untuk menyelami spirit perjuangan Kartini yang bertepatan dengan peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas).
“Bedah buku, diskusi dan pelatihan ini menjadi momentum untuk menumbuhkan semangat generasi muda, membangkitkan geliat literasi yang membumi dan bermakna bagi anak bangsa,” ucap guru besar Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) itu.

www.unesa.ac.id
Hadir secara daring, Menteri Keuangan, Sri Mulyani menegaskan bahwa buku Trilogi Kartinimenjadi momentum penting untuk menggali inspirasi yang membangkitkan semangat dalam memajukan bangsa.
Bukan sekadar dokumentasi sejarah, melainkan sumber motivasi yang lahir dari pemikiran Kartini yang jenius dan melampaui zamannya. Ia menyebutkan bahwa Trilogi Kartinimenyajikan nilai-nilai yang sangat relevan dengan kondisi hari ini melalui 179 surat dan 11 memo artikel yang diterjemahkan langsung dari bahasa Belanda.
Ia berharap agar generasi muda memperoleh pemahaman, kesadaran, dan motivasi dari buku ini dalam menghadapi berbagai tantangan kebangsaan, termasuk yang menyangkut perempuan Indonesia, karena memajukan bangsa adalah tanggung jawab bersama seluruh warga negara.
Penulis buku, Wardiman Djojonegoro menjelaskan bahwa karyanya itu menghadirkan sisi pandangan Kartini yang relevan dengan tantangan intelektual yang dihadapi perempuan masa kini.
Tiga jilid karya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia periode 1993-1998 itu berpadu dalam satu narasi yang menggambarkan kompleksitas dan ketajaman pemikiran R.A. Kartini sebagai pelopor emansipasi perempuan.

www.unesa.ac.id
“Jilid I: Kartini, Kumpulan Surat-Surat 1899—1904” menghadirkan 179 surat dan 11 memoar yang membuka lanskap batin dan intelektualitas Kartini, dari keresahannya terhadap ketidaksetaraan hingga cita-citanya akan pendidikan dan kebebasan perempuan.
“Jilid II: Kartini—Hidupnya, Renungannya, dan Cita-Citanya” melengkapi narasi ini lewat biografi mendalam dari Sitisoemandari Soeroto dan refleksi penulis yang menyajikan dimensi humanis dan ideologis Kartini sebagai figur pemikir sekaligus reformis.
Sementara “Jilid III: Inspirasi Kartini dan Kesetaraan Gender di Indonesia” membawa wacana Kartini ke ranah kontemporer, menyoroti relevansi perjuangannya dalam delapan bidang utama kesetaraan gender di Indonesia, mulai dari ekonomi, pendidikan, hingga perlindungan pekerja migran.
Kegiatan ini dihadiri oleh jajaran tamu dari unsur kedinasan, dinas pendidikan, dan perpustakaan dari Pamekasan, Sidoarjo, Surabaya, dan Gresik, termasuk jajaran Kepala Perpustakaan UNESA, UNAIR, ITS, UINSA, UNUSA, dan UNIPA; serta beberapa Kepala sekolah dan wakil kurikulum. ][
***
Reporter: Tarisa Adistia (FBS)
Editor: @zam*
Foto: Tim Humas Unesa
Share It On: