
www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id., SURABAYA—Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) kembali menegaskan kiprahnya di panggung akademik internasional lewat penyelenggaraan The 2nd International Conference on Innovation and New Paradigm of Sustainable Science(ICONPASS) 2025 secara daring pada Sabtu, 19 Juli 2025.
Bertemakan "Innovating for a Sustainable Future: Bridging Science and Technology for the SDGs", konferensi ini menjadi forum kolaboratif yang menyatukan temuan ilmiah dengan urgensi sosial-ekologis masa kini.
Agenda yang mempertemukan akademisi dan praktisi dalam dan luar negeri ini dimaksudkan untuk menjembatani kolaborasi keilmuan dan kontribusi global, dan memfasilitasi ide-ide lintas interdisipliner untuk mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDGs, khususnya bidang biomaterial, bioteknologi, ilmu kedokteran, fisika material dan partikel, serta pendidikan sains.
Konferensi dibuka dengan sambutan dari rektor Unesa, dilanjutkan pemaparan para keynote speaker terkemuka dari Amerika Serikat, Jepang, dan Italia. Sivashanmugan Kundan, pakar dari University of Maryland, Baltimore, USA membahas terkait single molecule spectroscopy dan cell mechanics.

www.unesa.ac.id
Lalu, Oenardi Lawanto, guru besar Utah State University, USA memaparkan temuannya di bidang pendidikan teknik dan pembelajaran berbasis pemecahan masalah. Jun Nakamura, pakar dari University of Electro-Communications, Jepang menyampaikan penelitian bidang surface science dan first principle calculation. Dan, Daniela Ratto dari University of Pavia, Italia, yang membahas neurologi dan biologi seluler.
Dalam laporan pembukaannya, Fasih Bintang Ilhami, Ketua Panitia ICONPASS 2025 menyampaikan bahwa konferensi ini merupakan bagian dari kontribusi Unesa dalam membangun ruang kolaboratif global.
“ICONPASS yang kedua ini menjadi wadah penting untuk mempertemukan ide-ide baru dalam sains yang tidak hanya inovatif, tetapi juga relevan dengan tantangan keberlanjutan global,” ujarnya.
Wakil Rektor bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Inovasi, Publikasi, dan Pemeringkatan, Bambang Sigit Widodo menekankan bahwa inovasi harus bersumber dari nilai-nilai kemanusiaan dan kepedulian terhadap planet ini.
“Dengan menjembatani sains dan teknologi untuk SDGs, kita bisa membangun masa depan yang lebih adil dan lestari,” ucap dosen Unesa itu.

www.unesa.ac.id
Selain sesi utama, peserta juga mengikuti diskusi paralel yang mencakup beragam topik, mulai dari vaksin multi-epitop berbasis imunoinformatika, strategi pembelajaran berbasis proyek dan lokalitas, hingga pemodelan distribusi polutan udara dan pengelolaan limbah organik. Peserta berasal dari berbagai institusi ternama, termasuk Kanazawa University, RMIT University, hingga Université de Bordeaux.
Tiga pembicara diundang sebagai invited speaker dalam sesi paralel pertama dan kedua, yaitu: Hana Pratiwi Kadarisman (Kanazawa University, Jepang); MD. Monir Hossain (RMIT University, Australia); dan Mar Eroles (Université de Bordeaux, Prancis).
Topik yang mereka bahas mencakup pemanfaatan senyawa alami untuk kesehatan, pengolahan limbah ramah lingkungan, hingga integrasi keilmuan berbasis SDGs dalam kebijakan riset nasional. Setiap presentasi dibarengi dengan diskusi aktif, yang memperkuat semangat saling belajar lintas budaya akademik.
Konferensi ini juga menampilkan hasil-hasil penelitian dan pemikiran dari berbagai institusi di Indonesia. Dalam dua sesi paralel, para pemakalah mempresentasikan riset mereka yang membentang dari teknologi pangan, bioinformatika, edukasi berbasis lokalitas, hingga analisis spasial untuk mitigasi bencana.[]
***
Reporter: Tarisa Adistia (FBS)
Editor: @zam*
Foto: Tim Humas Unesa
Share It On: