
www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id., SURABAYA—Pusat Studi Literasi Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) kembali menyelenggarakan Sarasehan Literasi bertema “CP & TKA (Capaian Pembelajaran dan Tes Kemampuan Akademik) dalam Konteks Pendidikan” secara hibryd pada Sabtu, 9 Agustus 2025.
Kegiatan yang berlangsung di LPPM, Rektorat Unesa, Kampus II Lidah Wetan ini menjadi bagian dari rangkaian peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia sekaligus memperingati Dies Natalis ke-61 Unesa.
Tiga narasumber hadir dalam sarasehan ini, yakni Anwar Efendi, guru besar Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta (UNY); Wahono Widodo, guru besar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unesa; serta Kisyani Laksono, Kepala Pusat Studi Literasi LPPM Unesa sekaligus guru besar Fakultas Bahasa dan Seni Unesa.
Ketua pelaksana, Riki Nasrullah menjelaskan bahwa tahun ini merupakan tahun keenam penyelenggaraan Sarasehan Literasi. Edisi 2025 diikuti lebih dari 230 peserta yang terdiri atas guru, siswa, mahasiswa, dosen, tenaga kependidikan, dan kepala sekolah. Persentase peserta mencatat 72% perempuan dan 28% laki-laki.
Wakil Rektor I Bidang Pendidikan, Kemahasiswaan, dan Alumni, Martadi, menyampaikan bahwa Pusat Studi Literasi LPPM Unesa terus aktif menggerakkan literasi melalui berbagai kegiatan, salah satunya sarasehan ini.
Menurutnya, forum tersebut penting sebagai ruang diskusi strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya terkait implementasi kembali Tes Kemampuan Akademik (TKA) di sekolah.
Ia menegaskan bahwa berbagai regulasi pendidikan yang terus berkembang merupakan bagian dari langkah strategis menuju Indonesia Emas 2045. TKA, jelasnya, tidak hanya mengukur capaian pembelajaran siswa, tetapi juga berperan sebagai katalisator peningkatan mutu pendidikan dan perluasan kesempatan belajar.

www.unesa.ac.id
Hal ini selaras dengan capaian pembelajaran (CP) yang menjadi kompetensi inti yang harus dicapai siswa pada akhir setiap fase.
Materi pertama dibawakan Kisyani Laksono dengan topik “Capaian Pembelajaran (CP)”. Ia menjelaskan bahwa CP 2025 lebih ringkas dibandingkan CP 2024, karena berfokus pada materi yang paling esensial. Menurutnya, perubahan ini menunjukkan perhatian yang tinggi terhadap dunia pendidikan, sehingga diperlukan sikap bijak dalam menyikapi regulasi yang dinamis.
Sesi berikutnya diisi Anwar Efendi dengan paparan berjudul “Tes Kemampuan Akademik Bahasa Indonesia dalam Konteks Pendidikan”. Ia menguraikan bahwa TKA memiliki tiga implikasi utama: potensi pengukuran konsep, pengetahuan, fakta, dan prosedur lintas bidang; peningkatan mutu pembelajaran; serta asesmen hasil belajar yang humanis.
Selanjutnya, Wahono Widodo membawakan materi “Tes Kemampuan Akademik (TKA) MIPA: Melayani Dua Tujuan”. Ia menekankan bahwa TKA memikul dua fungsi utama, yaitu sebagai instrumen seleksi dan sebagai alat klaim hasil belajar.
Menurutnya, sulit bagi satu tes untuk secara optimal memenuhi kedua fungsi tersebut secara bersamaan, karena perbedaan orientasi dasar. Desain tes yang kompromis dapat mendekati kedua tujuan ini, namun tetap memiliki keterbatasan, sehingga pengembang soal memegang tanggung jawab besar dalam memastikan kualitas instrumen.
Melalui Sarasehan Literasi, Unesa menegaskan komitmennya untuk terus menjadi garda terdepan dalam penguatan literasi pendidikan di Indonesia. Diskusi lintas bidang ini tidak hanya memperluas wawasan peserta mengenai capaian pembelajaran dan tes kemampuan akademik, tetapi juga membuka peluang kolaborasi dalam merumuskan solusi atas tantangan implementasi kebijakan pendidikan.[]
***
Reporter: Tarisa Adistia (FBS)
Editor: @zam*
Foto: Tim Humas Unesa
Share It On: