
www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id. SURABAYA—Tak sedikit yang memandang matematika sebagai “momok” di kelas. Namun tidak bagi Afifa Aliya. Bagi gadis asal Bangkalan ini, matematika justru menyenangkan—dan ia bertekad membuat siswa lain merasakan hal yang sama.
“Selama ini, pelajaran Matematika menjadi pelajaran yang ditakuti oleh siswa dan saya ingin mengubah menjadi menyenangkan,” kata Afifa, lulusan terbaik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dalam Wisuda ke-114 Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Juli 2025.
Afifa berhasil menyelesaikan studi pada Prodi S-1 Pendidikan Matematika dengan IPK 3,92 dan predikat pujian. Ia tidak hanya mencintai matematika sejak kecil, tetapi juga ingin menjadi guru yang mampu menanamkan kepercayaan diri siswa dalam menyelesaikan soal, bukan sekadar menyampaikan rumus.
Kesukaannya terhadap angka dan logika bermula sejak kelas tiga SD dan terus tumbuh hingga perguruan tinggi. Meski sempat kesulitan menyesuaikan diri di kelas internasional yang seluruh pembelajarannya menggunakan bahasa Inggris, terutama dalam keterampilan berbicara, Afifa memilih untuk tidak menyerah. Ia tetap gigih belajar sambil mengajar les privat demi mengasah kemampuan dan membiayai kebutuhan kuliah.
Berbagai pencapaian ia raih selama menjadi mahasiswa. Ia terpilih masuk kelas unggulan angkatan 2021 sejak semester dua, mempublikasikan artikel di jurnal SINTA 3 Mathedunesa, meraih Hak Kekayaan Intelektual (HKI) untuk karya media pembelajaran berbasis teknologi, hingga menulis skripsi dengan topik penting tentang kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan soal numerasi konten aljabar.
“Masih banyak siswa yang kebingungan menyelesaikan masalah. Karena itu, keterampilan berpikir kritis perlu ditumbuhkan lewat pembelajaran matematika yang kontekstual,” jelasnya.
Di luar urusan akademik, Afifa juga aktif di luar kelas. Ia menjabat sebagai wakil ketua bidang dan departemen di UKM UKKI, serta ikut dalam berbagai kepanitiaan lomba olimpiade matematika tingkat SD hingga SMA. Ia juga mengikuti KKN dan PLP (Pengenalan Lapangan Persekolahan) hingga program Surabaya Mengajar di SMPN 45 Surabaya.
Pengalaman-pengalaman tersebut membuka matanya tentang pentingnya kolaborasi, tanggung jawab, dan kepemimpinan. Ia belajar membaur dengan masyarakat, mendampingi siswa, dan menyuarakan semangat literasi serta numerasi dalam konteks Kurikulum Merdeka.
Di tengah jadwal yang padat, Afifa tetap menempatkan pendidikan sebagai prioritas. Ia menyusun strategi waktu lewat perencanaan harian, menyelesaikan hal sulit lebih dahulu, dan menjaga konsistensi di setiap langkahnya.
Dukungan dari orang tua, dosen, dan teman kuliah menjadi penyokong utama. “Saya belajar bahwa keberhasilan bukan soal nilai, tapi juga tentang bagaimana membangun relasi positif dan saling mendukung satu sama lain,” ungkap anak dari pasangan Suroto dan Ummu Salama itu.
Afifa menaruh harapan besar pada generasi muda untuk berani bermimpi dan pantang menyerah. “Prestasi bukanlah hasil dari keberuntungan semata, melainkan buah dari kerja keras, disiplin, dan ketekunan yang terus menerus. Fokus pada proses, bukan hanya pada hasil,” pungkasnya.[]
***
Reporter: Hasna
Editor: Basyir Aidi, dan @zam*
Foto: Dok Afifa Aliya
Share It On: